Friday 29 March 2013

Fall and Fly

I’m not afraid to fall
it means i climbed up high
to fall is not to fail
you fail when you don’t try
not afraid to fall
i might just learn to fly and
i will spread these wings of mine
Get Up – Superchick

 I was afraid to fall again. Because last time, it hurts so bad. But you came, and and you make me smile and laugh and above all, happy. You make me want to try again, and this time, we might fly. 

Wednesday 9 January 2013

An Ending.

“There is a universal truth we all have to face-whether we want to or not. Everything eventually ends. Much as I’ve looked forward to this day, I’ve always disliked endings. Last day of summer, the final chapter of a great book, parting ways with a close friend. But endings are inevitable. Leaves fall, we close the book. You say good bye. Today is one of those days for us. Today we say good bye to everything that was familiar, everything that was comfortable. We’re moving on. But just because we’re leaving, and that hurts, there are some people who are so much a part of us, they’ll be with us no matter what. They are our solid ground, our north star. And the small, clear, voices in our hearts that will be with us, always.”
- Castle, Season 4 finale “Always”

I'll miss you..

Thursday 3 January 2013

"Makin kesini definisi pria hot bergeser. Pria hot adl yang punya visi, tau tujuan hidupnya dan mau dibawa kemana, dan tau gimana meraihnya. – @ririanism"

Itu tweet yang di retweet sama temen saya, seorang anak ITB elektro. Major retweet. Disaat kita udah twenty-something, dan undangan sweet seventeen di *ehemclubehem* hotel bergeser jadi undangan nikah di ballroom hotel, it's a sign.

Oh iya, kalo kata temen saya:
"Tuh Riv, tikung-able banget! Sikat!"

Tuesday 1 January 2013

Thanks.

I love Christmas. Why? Because it's my birthday and the festivity awed me. Everyone seems happy and singing and opening gifts, it's such a happy day. It feels like the whole world is celebrating my birthday. I get to think like that on my birthday okay? Don't judge.


Belakangan ini, saya memutuskan untuk merubah beberapa kebiasaan saya. I decided to be grateful. No more whining and anger tantrum if anything goes wrong (amen). So might as well start today.



I'm grateful for another day of breathing, alive and well. For my parents, me, my siblings, my whole entire family, and my friends.. Alhamdulillah :)

I'm grateful for making the right decisions for once, and now I can be happy.

I'm grateful for the chance of living my dream, for making me realize why I want to do this.

I'm grateful for everyone whose lifes touches mine, every single meeting changes things and put me where I am.

I'm grateful for everything I have, had, and will have. 

I'm grateful for the places I've seen, been and people I met, things I've learned.

The next ones are quite specific, if you're reading this, you know who you are. Thank you.

Thank you for giving me everything, let me go to get my dream, and do whatever it takes to support me.

Thank you for being my bitches. You guys never let me go away with anything, call me out if I did anything wrong, and always believed in each others that we can get whatever we want (almost arrogantly so). 

Thank you for being there when I needed someone. And willing to accompany me do anything, go anywhere. 

Thank you for not asking question. And just sit with me and watch TV and be there.

Thank you for the cakes and sweets when I need it. Thank you for being my artsy buddy, and baking buddy.

Thank you for being the kind of friend I know will be there for me, even if we haven't talk to each other for months. I know I can call you out and you won't think that I only call you when I need something. We're just good that way.

Thank you for being my rebound guy. *yes, you're a rebound. sorry..*

Thank you for getting what I meant no matter how weird my languange or way of saying it is.

Thank you for the last two years of good and bad and crazy times.

Thank you for taking time off from work to come here and see me, and for the girl talk till early morning, and for doing my nails ;)


I might have known you for years and years or just a couple of months, but you have been a part of my life.  Thank you.

Sunday 30 December 2012

Jadi belom lama ini saya dibilang manja dan banyak ngeluh sama seseorang. Jujur saya kaget. Belum pernah rasanya dibilang banyak ngeluh. Kalau manja, ya bener sih..


Terus kenapa bisa dibilang banyak ngeluh? Dan akhirnya saya baca lagi chat history bbm saya dan dia, dan bener aja, for about two weeks straight, tiap hari saya ngeluh. Dari soal teman yang kerjanya nggak bener, sampe soal hujan. Tiap hari ngeluh, dan setelah dibaca lagi, dia udah ngasih hint kalau saya banyak ngeluh.



"Had a bad day."
"kenapa? Eh iya, everyday is a bad day ya."

Atau..

"aaaa hujaaan.. Salah pake baju.."
"perasaan salah terus bajunya.."

How did I not get the message?

Atau yang lebih penting lagi, sejak kapan saya jadi banyak ngeluh? 
You're living the freaking dream Riv! Get over it. Buat apa sih mikiran hal kecil yang nggak signifikan ketika ada begitu banyak hal yang bisa diselesaikan? Buat apa bbm orang cuman buat bilang "si A ngeselin bangeeet" padahal nggak ada gunanya cerita ke dia? 

This is not you Riv, be better.

Saturday 29 December 2012

Catatan Koas Kampret: Anestesi

*Eh karena namanya aja koas kampret, jadi ngetiknya kampret juga ya haha*

Jadi gue sih sebenarnya belom pernah *amit-amit jangan sampe* pernah dipanggil koas kampret, tapi temen kelompok gue kena dan panggilannya nempel buat kelompok gue, jadilah kelompok gue kelompok koas kampret.

Ini sebenarnya gue udah masuk stase ketiga dunia perkoasan, tapi catatannya diulang dari yang pertama ye. Stase pertama gue adalah stase Anestesi oye~ Kenapa oye? Soalnya itu gue baru kelar liburan dimana gue baru bangun jam 8 dan gue tidur sekitar 10 jam tiap harinya, lalu dilempar masuk ke sebuah stase yang ada parade pagi tiap 06.30 tiap hari. Kemplu gak tuh? Jadilah gue pasang persiapan perang alarm tiga biji, semua keperluan udah gue siapin, dan masih minta emak bangunin gue paginya just in case alarm tiga biji itu masih kaga mempan.

Jadilah hari-hari pertama gue datang dengan muka bantal rambut bangun tidur baju buta warna ke ruang parade. Hebatnya, seringnya gue koas pertama yang nongol. ternyata *biasalah orang Indonesia* paradenya biasanya ngaret jam 7 baru mulai. Terus chief residen saat itu, lagi dapet yang rada rajin gitu, nambahin sesi buat sharing ilmu antar residen gitu, ilmu-ilmu basic sih (malah kadang level S1 gitu), jadi yang lumayan lah buat refresh ilmu.

Nah minggu pertama itu isinya bari bimbingan koas, atau biko. Jadi kita belom masuk OK, cuman dengerin kuliah-kuliah singkat tentang bagian itu. Nggak ada yang spesial-spesial amat sih soal biko, you just sit and listen. Serunya ya pas paradenya itu.. Nontonin residen laporan pasien terus nanti dikasih 'masuka' sama konsulen. Alias dibantai. Kadang dibantai sama para chief juga sih.. Seru lah pokoknya. Kalo lagi parade itu koas-koas cuman jadi hiasan dinding, kehadirannya ada dan tiada, asal lo gak stand out, aman lah dunia. Nah, gobloknya gue.. pas sesi residen share ilmu, pas itu temanya lagi EKG nih, kan ada sesi tanya jawab. terus residennya pada diem kaga ada pertanyaan. Chiefnya nanya lagi kan, ada pertanyaan kaga. Terus dengan pedenya gue nanya dong. gue! seorang koas minggu pertama stase pertama, koas kemplu dodol ini refleks ngangkat tangan. Rasa-rasanya semua residen siyok ada koas yang berani keluar suara. Terus gue nanya dan dijawab. Dan anjirlah malu woi diliatin residen seruangan.

Terus hari-hari biko usai dan kita mulai masuk OK (Operatie Kamer) alias OR (Operating Room). Tapi gue kebagian dipaket ke RSUD Klaten dulu nih, dan di Klaten itu, sumpah ya enak banget deh! Gue gak ngerti karena gue cewek apa gimana, perawatnya baik-baik semua gitu, terus di Klaten itu tiap hari banyak yang operasinya bius total, jadi banyak kesempatan belajar, walaupun ilmunya ya ilmu luar kota alias ilmu sesat hahaha

Kalo di OK klaten, gue selalu nongkrong di OKnya Ortho, soalnya paling gede dan adem. Dan residennya juga lumayan adem lah dimata hahahaha (ini ada ceritanya sendiri, goblok lah). Dan hebatnya lagi, OK di Klaten itu mulai jam 8 pagi, jam 1 siang semuanya harus udah kelar, kerjanya super kilat super efisien gue gak ngerti lagi gimana caranya. Pokoknya jam 2 tuh udah cling kinclong lagi tuh ruangan. 

Konsulen di Klaten itu ada 3, sebut saja dr. A, dr, B, dan dr. C. Nah si dr. A itu yang paling sepuh nggak pernah keliatan di OK, dr. B itu kayak bajing loncat cepet ngilangnya, tapi enak banget ngebelain kaos biar dapet kesempatan latihan.Yang palign sering ketemu itu si dr. C. ini konsulen baru, belom boleh bimbing preskas koas atau kasih tutorial, tapi baik bangeeet dan kalo ditanya nanti ngejelasin panjang lebar. Nah si koas muka batu alias gue ini sering banget nanya kaga liat waktu dan ruang. Maap ya dok.

Lalu 10 hari di Klaten lewat dan kita balik ke sardjito dan mulai masuk OK sardjito. Nah ya, kalo pas Klaten mau pre-op pasien, itu bisa sekitar 20 pasien yang di pre-op bareng-bareng. Di sardjito, maksimal 3 doang. Santai kan broo? hahaha

Nah terus lagi, kalo di OK sardjito itu, mau tindakan apa-apa tuh rebutan sama residen. Gaya ya koas rebutan sama reside, tapi beneran lho ini. Tapi entah kenape, ada residen, sebut saja dr Bunga, (buakn korban pemerkosaan kok) yang super duper galak ketus julek sinis sarkas deh sama koas (sama residen juga sih). tapi ya bok, baik benjeet sama gue! Hebat gak tuh? Jadi ceritanya, pas kelompok gue preskas (alias ujian praktek), kan ujiannya tim tuh, gue bertiga sama si A dan si I. Nah yang mimpin si A, gw pegang obat, si I monitoring. Etapi ya, si A ini face mask aja banci banget sampe gue geregetan trus sama si chief lantai gue disuruh gantiin, termasuk gantiin intubasinya. Face mask berhasil, obat masuk, eh intubasi gagal.. (maap ya dok) Nah abis itu, kan gue nanya sama si chief n si dr Bunga nih salah gue apa, musti latian apa, belajar apa dll. Terus si dr Bunga tau-tau manggil gue suruh ke ruangan sebelah nyobain intubasi LAGI. Langka bangeeeeet boiiii.. *tapi abis itu gue matahin gigi pasien pas intubasi.. maap lagi ya dok* Terus setelah semua kegegalan itu, di dr Bunga kaga ada marahin gue lho, cuman ditegor terus dibilangin harusnya gimana. Padahal yang lain napas aja kena omel..

Kalo jaga ICU, ini sih cuman pindah kasur menurut gue, kerjaan cuman balance cairan sama nulis-nulis. Kebenaran pas jaga sempet dapet RJPO, tapi karena satu dan lain hal gue gak ikutan bantuin. Lain lagi kalo jaga OK UGD. Ini antara seneng dan awkward. Kalo lagi main OK nya sih gue seneng, ada kerjaan, OKnya dingin, banyak residen buat temen ngobrol. Nah kalo kaga ada yang main.. mulailah fase awkward.. Pas giliran gue jaga itu entah kenapa kebagian yang semua perawat OK nya cowok semua, baik sih baik, ramah, ngajak ngobrol, tapi ruang tunggu sama nurse stationnya dipake semua buat mereka tidur.. Gue sendirian koas, cewek, ya kali tidurnya gabung mereka kan. Jadilah gue tidur di musholla. yang berada di Recovery Room, yang bau amis darah. Tapi tetep aja pules tidurnya. hahahahaha..

Uniknya lagi, kalo di Anestesi itu, ada yang namanya (gue nyebutnya) jaga bola. Jadi hampir tiap hari, jam 4 sore, koas dikirim ke lapangan buat jadi ball boy and ball girl. Jadwalnya itu, (kalo gue gak salah inget), senin tenis, rabu sepak bola, kamis tenis, jumat sepak bola lagi. Kalo pas bola sih enak, yang cewek cuman duduk-duduk doang yang lari kesana kemari pada koas pria, kalo pas tenis baru deh nangkring di pinggir lapangan nangkepin bola. Nah terus pas nangkepin bola ini, gue sering miskon gitu sama konsulen *nah lho minta di geplak banget*, jadi dia minta bola malah gak gue lempar, dia gak minta bola malah gue lempar. Jadilah 2 kali, iya dua kali, gue hampir nimpuk seorang konsulen, sebut saja, papi N. hahahahahaha.. untungnya (masih aja untung) dia kaga sadar gitu hampir kena timpukan gue. Yaiyalah kalo dia sadar kaga mungkin gue masih lolos tuh stase hahaha

Nah terus ya, para Residen R1 (alias semester pertama) itukan hidup matinya dari ngurusin acara olahraga sore ini, jadi mereka bertugas nyiapin lapangan, nyiapin minum, gorengan, dan semangka. Iya harus wajib semangka. Tadinya gue seneng gitu kalo ada sisa semangkanya boleh dicomot. Sampai muncul hari-hari dimana gue menyaksikan alat dan bahan dan persiapan dan langkah kerja potong semangka itu. Rasanya gutu Tata Boga gue pas SMP dan SMA bisa serangan jantung kalo liat cara para residen potong semangka. Terus pas gue protes jawabnya cuman "Gapapa dek, udah kayak gini aja motongnya tuh masih pada susah ke belakang, masih kurang ini bakterinya." Siaul banget gak tuh?

Eh terus tau-tau kelar aja stasenya. Nggak rela banget gue, walaupun harus parade tiap 06.30, walau gue harus bangun jam 5 pagi, walau gue jadi kelapran karena OK baru kelar jam 4 sore, tapi sumpah itu fun bangeeeet. Residennya baik seru banyak ilmu banyak pengalaman. Bikin pengen nyoba PPDS Anestesi. Nah sekarang do'ain nilai gue minimal A/B yaaa.. *amin*

Monday 24 December 2012

Kenapa Dokter?

Telat banget kan baru menemukan alasannya sekarang? Yah, setidaknya sudah ketemu alasannya. Kalau dipikir, I've had it easy. Dilahirkan ke keluarga yang (hampir) ideal, dari kecil dimanja, teman-teman yang hebat, pendidikan yang bagus, lingkungan yang mendukung. Hampir nggak pernah perlu untuk mengambil keputusan, mau masuk SMA mana, mau IPA / IPS, mau daftar universitas mana, mau daftar jurusan mana? Semuanya udah diatur rapi, tinggal dijalanin. Nggak perlu pusing. Siapa sih yang nggak mau masuk SMA ternama? Masuk Fakultas Kedokteran di universitas negeri yang ternama juga? Then again, if it wasn't med school, I had no idea which major to apply.

Terus, setelah selesai masa S1-nya, setelah diwisuda, foto-foto pake toga, kenapa baru sekarang ketemu alasannya?

Soalnya, baru sekarang bisa dinikmati. Selama 2 bulan terakhir, diwarnai semua capeknya, kejadian-kejadian menyenangkan maupun tidak, kurang tidurnya, dan semua semuanya, it was hell lot of fun. Memang sih baru selesai 2 stase, anestesi dan forensik. Tapi ya, hampir tiap hari, saya bisa pulang dengan cerita. Cerita-cerita yang nggak boleh diceritakan dengan detail, karena kan ada hukun kerahasiaan dokter-pasien, tapi it feels so good to actually be doing it. Bukan hanya membaca teori, mendiskusikan skenario, berlatih dengan manekin, tapi benar-benar berinteraksi dengan pasien yang sebenarnya, dengan penyakit yang sebenarnya, dengan semua resiko dan konsekuensinya. It makes me high. 

Dulu, sebelum mulai rotasi klinik, pernah dikirim ke puskesmas untuk semacam uji coba, merasakan interaksi yang sebenarnya. Saat itu, ada pasien datang ke Unit Gawat Darurat, setelah di cek, pasien ini ternyata mengalami stroke dan harus segera dirujuk. Saat itu saya dan seorang teman seketika mengajukan diri untuk mendampingi, walau sebenarnya kami bisa dibilang belom kapasitasnya.. Tapi dokternya mengijinkan, dan kami berangkat ke Rumah Sakit. Tanpa maksud meremehkan kondisi pasien, tapi itulah saat pertama saya merasakan high. Saat itu temanku bilang, "Gw nggak ngerti ngapain orang perlu nge-drugs. Gw excited banget sekarang." dan responku, "Sama". It felt like I was doing the greates job in the world. I was actually saving people. Dan saat itu kerjaanku cuman apa? Tes refleks patologis, mendampingi rujukan, mengurus admisi ke Rumah Sakit. Dan yang sekarang saya rasain, jauh lebih dari itu. It was the highest I’ve ever felt.

Jadi kenapa dokter? Karena itu membuatku merasa ada yang bisa kulakukan. Sekecil apapun, ada seseorang yang merasa lebih baik, dan saya turut andil, sekecil apapun.

What I do, matters.